Cara Perhitungan Pencatatan Jurnal Akuntansi Hutang Obligasi

Hutang obligasi merupakan bentuk pinjaman jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan dengan imbalan pembayaran bunga secara berkala dan pengembalian pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Perusahaan yang menerbitkan hutang obligasi harus melakukan pencatatan jurnal akuntansi yang tepat untuk mencatat transaksi terkait dengan obligasi tersebut. Berikut adalah cara perhitungan dan pencatatan jurnal akuntansi hutang obligasi

Menentukan Nilai Nominal Obligasi

Pertama, perusahaan harus menentukan nilai nominal obligasi yang akan diterbitkan. Nilai nominal ini adalah nilai pokok pinjaman yang akan dikembalikan pada saat jatuh tempo. Misalnya, jika perusahaan menerbitkan obligasi sebesar $100.000 dengan jatuh tempo 10 tahun dan tingkat bunga 5%, maka nilai nominal obligasi adalah $100.000.

Menentukan Tingkat Bunga Obligasi

Kedua, perusahaan harus menentukan tingkat bunga obligasi yang akan diterapkan. Tingkat bunga ini adalah jumlah bunga yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemegang obligasi setiap tahunnya. Misalnya, jika tingkat bunga obligasi adalah 5%, maka perusahaan harus membayar bunga sebesar $5.000 setiap tahunnya.

Mencatat Penerbitan Obligasi

Ketiga, perusahaan harus mencatat penerbitan obligasi dengan membuat jurnal akuntansi. Jurnal ini mencatat penambahan hutang obligasi dan penambahan kas dari penerbitan obligasi.

Mencatat Pembayaran Bunga Obligasi

Keempat, perusahaan harus mencatat pembayaran bunga obligasi pada setiap tahunnya dengan membuat jurnal akuntansi. Jurnal ini mencatat pengurangan kas dan penambahan biaya bunga. 

Mencatat Pengembalian Pokok Pinjaman Obligasi

Kelima, pada saat jatuh tempo, perusahaan harus mencatat pengembalian pokok pinjaman obligasi dengan membuat jurnal akuntansi. Jurnal ini mencatat pengurangan hutang obligasi dan pengurangan kas.

Dengan melakukan pencatatan jurnal akuntansi yang tepat, perusahaan dapat memantau hutang obligasi

Daftar Isi

Pengertian Obligasi

Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, atau lembaga keuangan sebagai salah satu bentuk alternatif pembiayaan. Obligasi sering disebut juga dengan istilah surat berharga atau bond, dan merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di pasar keuangan.

Dalam obligasi, penerbit obligasi memberikan janji kepada pembeli obligasi untuk membayar kembali pinjaman tersebut beserta bunga yang telah disepakati pada saat jatuh tempo. Dalam hal ini, penerbit obligasi adalah pihak yang meminjam uang dan pembeli obligasi adalah pihak yang memberikan pinjaman.

Pengertian Nilai nominal Obligasi

Nilai Nominal Obligasi adalah jumlah utang yang tertera dalam surat utang atau kontrak obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, pemerintah, atau lembaga keuangan. Nilai nominal juga sering disebut sebagai nilai pokok atau nilai nominal utang.

Nilai nominal obligasi biasanya mencerminkan jumlah yang harus dibayar oleh penerbit obligasi kepada investor saat obligasi jatuh tempo. Nilai nominal obligasi ditetapkan pada saat penerbit obligasi mengeluarkan surat utang atau kontrak obligasi dan tidak berubah selama masa berlaku obligasi, kecuali jika ada penyesuaian yang diatur dalam perjanjian obligasi.

Nilai nominal obligasi dapat berbeda-beda antara satu penerbit obligasi dengan yang lainnya, tergantung pada kebutuhan pembiayaan dan faktor-faktor lainnya seperti risiko kredit penerbit obligasi, tingkat suku bunga pasar, dan kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral.

Pada umumnya, nilai nominal obligasi memiliki keterkaitan dengan jumlah bunga yang harus dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada investor selama jangka waktu tertentu. Besar bunga yang harus dibayar juga ditetapkan pada saat penerbit obligasi mengeluarkan obligasi dan dihitung berdasarkan nilai nominal obligasi.

Contohnya, jika suatu penerbit obligasi menerbitkan obligasi senilai 1 miliar rupiah dengan bunga sebesar 5% per tahun selama 5 tahun, maka nilai nominal obligasi adalah 1 miliar rupiah dan bunga yang harus dibayar oleh penerbit obligasi kepada investor sebesar 50 juta rupiah per tahun selama 5 tahun.

Nilai nominal obligasi memiliki peranan penting dalam menghitung pengembalian investasi pada obligasi. Nilai nominal obligasi menjadi acuan bagi penerbit obligasi untuk menghitung pembayaran bunga yang harus dilakukan kepada investor serta menjadi acuan bagi investor untuk menghitung nilai pengembalian investasi pada saat obligasi jatuh tempo. Oleh karena itu, investor dan penerbit obligasi perlu memahami nilai nominal obligasi dan perjanjian obligasi secara seksama sebelum melakukan transaksi investasi pada obligasi.

Nilai Nominal Obligasi dan Nilai Pasar

Nilai nominal obligasi dan nilai pasar adalah dua konsep penting dalam investasi obligasi.

Nilai nominal obligasi, atau disebut juga nilai pari, adalah nilai pokok atau nilai utama dari obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Nilai nominal obligasi ditentukan pada saat penerbitan obligasi dan merupakan jumlah yang harus dibayar kembali kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. Nilai nominal obligasi tidak berubah selama masa kepemilikan obligasi, kecuali jika terjadi perubahan struktur modal atau restrukturisasi utang pada penerbit obligasi.

Sementara itu, nilai pasar obligasi adalah harga pasar atau harga jual obligasi pada saat tertentu. Nilai pasar obligasi dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan permintaan dan penawaran di pasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pasar obligasi antara lain suku bunga pasar, risiko kredit, likuiditas pasar, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Jika harga pasar obligasi lebih tinggi dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut diperdagangkan dengan harga di atas pari atau disebut dengan agio. Sebaliknya, jika harga pasar obligasi lebih rendah dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut diperdagangkan dengan harga di bawah pari atau disebut dengan disagio.

Perbedaan antara nilai nominal obligasi dan nilai pasar obligasi dapat memberikan informasi penting kepada investor. Jika nilai pasar obligasi lebih tinggi dari nilai nominalnya, hal ini menunjukkan bahwa obligasi tersebut diminati oleh pasar dan dianggap sebagai instrumen investasi yang aman. Sebaliknya, jika nilai pasar obligasi lebih rendah dari nilai nominalnya, hal ini menunjukkan bahwa pasar memiliki ketidakpercayaan pada penerbit obligasi dan bahwa obligasi tersebut berisiko default.

Oleh karena itu, investor harus selalu memperhatikan pergerakan nilai pasar obligasi dan mengikuti perkembangan pasar finansial secara keseluruhan untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

Pengertian Tingkat bunga Obligasi

Pengertian Tingkat Bunga obligasi adalah imbalan atau penghasilan yang diperoleh oleh investor sebagai pemegang obligasi dari penerbit obligasi. Bunga obligasi diberikan oleh penerbit obligasi sebagai imbalan atas pinjaman dana yang diberikan oleh investor kepada penerbit obligasi.

Besarnya bunga obligasi ditentukan pada saat penerbit obligasi mengeluarkan surat utang atau kontrak obligasi dan dihitung berdasarkan nilai nominal obligasi. Besar bunga yang harus dibayarkan juga ditetapkan dalam persentase tertentu dari nilai nominal obligasi dan disebut sebagai tingkat bunga atau coupon rate.

Tingkat bunga obligasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti risiko kredit penerbit obligasi, inflasi, kebijakan moneter, dan tingkat suku bunga pasar. Semakin tinggi risiko kredit penerbit obligasi, semakin tinggi juga tingkat bunga obligasi yang ditawarkan untuk menarik minat investor.

Bunga obligasi biasanya dibayarkan secara periodik, misalnya setiap bulan, setiap tiga bulan, setiap enam bulan, atau setiap tahun, tergantung pada perjanjian antara penerbit obligasi dan investor. Jangka waktu pembayaran bunga ini disebut sebagai periode bunga atau coupon period.

Pembayaran bunga obligasi menjadi kewajiban penerbit obligasi yang harus dipenuhi tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Jika penerbit obligasi gagal membayar bunga obligasi secara tepat waktu, maka penerbit obligasi dianggap gagal bayar atau default dan dapat menyebabkan turunnya nilai obligasi di pasar.

Bunga obligasi merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh investor sebelum membeli obligasi. Semakin tinggi tingkat bunga obligasi yang ditawarkan, semakin besar juga imbal hasil yang dapat diperoleh oleh investor dari investasi pada obligasi tersebut. Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko kredit penerbit obligasi dan memastikan bahwa penerbit obligasi memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi secara tepat waktu.

Bunga Obligasi dan Bunga Pasar

Bunga obligasi dan bunga pasar adalah dua konsep yang berbeda namun saling terkait dalam dunia keuangan.

Bunga obligasi merupakan jumlah bunga yang harus dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi pada setiap periode bunga. Bunga ini dihitung berdasarkan persentase dari nilai nominal obligasi dan besarnya bunga biasanya telah ditetapkan dalam kontrak obligasi. Dalam hal ini, besarnya bunga obligasi tidak bergantung pada perubahan suku bunga pasar.

Sementara itu, bunga pasar adalah tingkat bunga yang berlaku di pasar keuangan untuk instrumen keuangan tertentu seperti obligasi, surat utang, deposito, dan lain-lain. Tingkat bunga pasar ini ditentukan oleh sejumlah faktor ekonomi seperti inflasi, suku bunga Bank Sentral, dan kondisi pasar finansial secara keseluruhan.

Dalam praktiknya, harga obligasi akan berfluktuasi seiring dengan perubahan tingkat bunga pasar. Jika tingkat bunga pasar naik, maka harga obligasi akan turun karena investasi pada obligasi dianggap kurang menarik dibandingkan investasi pada instrumen keuangan yang menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika tingkat bunga pasar turun, maka harga obligasi akan naik karena investasi pada obligasi dianggap lebih menarik dibandingkan investasi pada instrumen keuangan lainnya.

Dalam situasi di mana bunga pasar naik dan bunga obligasi tetap, maka nilai pasar obligasi akan turun. Sebaliknya, jika bunga pasar turun dan bunga obligasi tetap, maka nilai pasar obligasi akan naik. Oleh karena itu, pemilik obligasi harus selalu memantau tingkat bunga pasar untuk memprediksi pergerakan nilai pasar obligasi.

Jatuh tempo Obligasi

Jatuh tempo obligasi adalah masa berakhirnya masa berlaku obligasi, di mana penerbit obligasi harus membayar kembali nilai nominal obligasi kepada pemegang obligasi. Jatuh tempo obligasi dapat ditentukan pada saat obligasi diterbitkan atau dapat diubah melalui perjanjian antara penerbit obligasi dan pemegang obligasi.

Pada saat jatuh tempo, penerbit obligasi harus membayar kembali nilai nominal obligasi kepada pemegang obligasi. Selain itu, penerbit obligasi juga harus membayar bunga yang terutang kepada pemegang obligasi hingga tanggal jatuh tempo.

Jika penerbit obligasi tidak mampu membayar kembali nilai nominal obligasi dan bunga yang terutang pada saat jatuh tempo, maka penerbit obligasi dianggap gagal bayar atau default. Hal ini dapat menyebabkan turunnya nilai obligasi di pasar dan dapat berdampak negatif bagi penerbit obligasi dan investor.

Untuk menghindari default pada saat jatuh tempo, penerbit obligasi dapat mempersiapkan dana untuk membayar kembali obligasi atau melakukan roll over obligasi dengan menerbitkan obligasi baru. Roll over obligasi adalah tindakan penerbit obligasi untuk memperpanjang masa berlaku obligasi dengan menerbitkan obligasi baru pada tanggal jatuh tempo yang sama atau pada tanggal yang berbeda.

Sebagai investor, Anda perlu memperhatikan jatuh tempo obligasi ketika melakukan investasi pada obligasi. Jika jatuh tempo obligasi sudah dekat, maka Anda perlu mempertimbangkan apakah akan mempertahankan investasi pada obligasi atau menjual obligasi sebelum jatuh tempo. Anda juga perlu memperhatikan risiko kredit penerbit obligasi dan memastikan bahwa penerbit obligasi memiliki kemampuan untuk membayar kembali nilai nominal obligasi dan bunga yang terutang pada saat jatuh tempo.

Rating kredit

Rating Kredit obligasi adalah penilaian yang diberikan oleh lembaga rating terhadap kemampuan penerbit obligasi untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi secara tepat waktu. Rating obligasi diberikan berdasarkan analisis terhadap kondisi keuangan penerbit obligasi, kinerja bisnis, dan risiko kredit yang dimiliki oleh penerbit obligasi.

Lembaga rating adalah institusi yang independen dan berwenang memberikan penilaian terhadap kinerja dan risiko kredit suatu penerbit obligasi. Beberapa lembaga rating terkemuka di dunia antara lain Standard and Poor’s (S&P), Moody’s, dan Fitch Ratings. Penilaian yang diberikan oleh lembaga rating digunakan sebagai acuan bagi investor dalam memilih obligasi yang akan diinvestasikan.

Rating obligasi umumnya diberikan dalam bentuk huruf atau angka yang menunjukkan tingkat risiko kredit penerbit obligasi. Skala penilaian rating obligasi biasanya dibagi menjadi beberapa tingkat, mulai dari yang terbaik hingga yang paling rendah, antara lain:

  1. AAA, AA, A: Obligasi dengan rating tinggi atau investasi grade. Penerbit obligasi dianggap memiliki kemampuan yang sangat baik untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi secara tepat waktu.
  2. BBB: Obligasi dengan rating menengah atau investment grade. Penerbit obligasi dianggap memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi secara tepat waktu, namun terdapat risiko kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi dengan rating yang lebih tinggi.
  3. BB, B: Obligasi dengan rating rendah atau non-investment grade atau junk bond. Penerbit obligasi dianggap memiliki risiko kredit yang lebih tinggi dan kemungkinan gagal bayar lebih besar dibandingkan dengan obligasi dengan rating yang lebih tinggi.
  4. CCC, CC, C: Obligasi dengan rating sangat rendah atau default imminent. Penerbit obligasi dianggap memiliki risiko gagal bayar yang tinggi dan sangat tidak stabil secara finansial.
  5. D: Obligasi dengan rating gagal bayar atau default.

Rating obligasi dapat berubah seiring dengan perubahan kondisi keuangan dan bisnis penerbit obligasi. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan perubahan rating obligasi secara berkala dan mempertimbangkan risiko kredit yang dimiliki oleh penerbit obligasi sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada obligasi tersebut.

Obligasi dapat diperdagangkan di pasar modal, sehingga memungkinkan investor untuk membeli dan menjual obligasi sebelum jatuh tempo. Dalam hal ini, harga obligasi akan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat suku bunga, rating kredit, dan kondisi pasar keuangan secara umum.

Keuntungan dari obligasi adalah pembayaran bunga yang tetap dan jatuh tempo yang jelas, sehingga investor dapat mengestimasi pengembalian investasi mereka secara lebih akurat. Namun, obligasi juga memiliki risiko seperti risiko kredit dan risiko suku bunga yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan investasi.

Perhitungan Obligasi

Perhitungan obligasi dilakukan untuk mengetahui nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh obligasi. Hal ini penting untuk menentukan harga yang wajar dari obligasi dan untuk menghitung imbal hasil atau yield yang dihasilkan oleh obligasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan obligasi antara lain:

Nilai nominal obligasi

Nilai nominal atau face value dari obligasi adalah jumlah uang yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. Nilai nominal biasanya ditetapkan pada saat penerbitan obligasi.

Tingkat bunga obligasi

Tingkat bunga obligasi atau coupon rate adalah tingkat bunga tetap yang dibayarkan oleh penerbit obligasi pada pemegang obligasi pada setiap periode tertentu. Tingkat bunga ini biasanya ditetapkan pada saat penerbitan obligasi.

Jatuh tempo obligasi

Jatuh tempo obligasi adalah tanggal ketika penerbit obligasi harus melunasi seluruh utang pokok beserta bunga yang terhutang kepada pemegang obligasi.

Harga pasar obligasi

Harga pasar obligasi adalah harga aktual dari obligasi di pasar sekunder. Harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingkat suku bunga saat ini, risiko kredit penerbit, dan likuiditas pasar.

Berikut adalah rumus perhitungan obligasi

Harga obligasi

Harga obligasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Harga obligasi = (Coupon payment / (1 + Yield) ^ Year) + (Coupon payment / (1 + Yield) ^ Year 2) + ... + (Coupon payment + Face value / (1 + Yield) ^ Year N)

Dimana:

Coupon payment adalah pembayaran bunga periodik yang diterima oleh pemegang obligasi

Yield adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor

Year adalah waktu dalam tahun sejak penerbitan obligasi

N adalah jumlah tahun hingga jatuh tempo obligasi

Imbal hasil obligasi

Imbal hasil atau yield dari obligasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Yield = (Coupon payment + ((Face value - Current price) / N)) / ((Face value + Current price) / 2)

Dimana:

Coupon payment adalah pembayaran bunga periodik yang diterima oleh pemegang obligasi

Face value adalah nilai nominal dari obligasi

Current price adalah harga pasar saat ini dari obligasi

N adalah jumlah tahun hingga jatuh tempo obligasi

Dalam perhitungan obligasi, penting untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga pasar obligasi dan tingkat suku bunga. Penerbit obligasi dan investor dapat menggunakan perhitungan obligasi untuk menentukan harga wajar dan imbal hasil yang diharapkan dari obligasi tersebut.

Amortisasi Obligasi

Amortisasi obligasi adalah proses mengalokasikan nilai diskon atau premi pada obligasi selama masa jatuh tempo untuk mencerminkan perubahan nilai waktu dari obligasi. Dalam hal ini, nilai diskon atau premi pada obligasi dihitung dengan mengukur selisih antara harga pasar obligasi dan nilai nominalnya.

Obligasi dengan diskon atau premi dijual pada harga yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada nilai nominalnya, dan akan dibayar pada nilai nominal pada saat jatuh tempo. Untuk mencapai nilai nominal tersebut, investor harus melakukan amortisasi diskon atau premi pada setiap periode pembayaran bunga atau pokok.

Proses amortisasi diskon pada obligasi adalah pengurangan nilai diskon pada obligasi selama masa jatuh tempo. Proses ini dilakukan dengan mengalokasikan nilai diskon secara merata pada setiap periode pembayaran bunga atau pokok.

Agio Premi Obligasi

Premi agio Obligasi adalah kelebihan nilai nominal obligasi di atas harga pembelian yang sebenarnya. Hal ini terjadi ketika suku bunga pasar turun dan kupon obligasi yang dibayar oleh penerbit relatif lebih tinggi dibandingkan suku bunga pasar saat itu. Dalam hal ini, investor bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk membeli obligasi tersebut karena mereka dapat memperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi.

Contoh sederhana:

Sebuah obligasi memiliki nilai nominal sebesar Rp 1.000.000 dan kupon sebesar 10% dengan jatuh tempo selama 5 tahun. Namun, saat ini suku bunga pasar adalah 8%. Karena kupon obligasi lebih tinggi daripada suku bunga pasar, maka penerbit dapat menjual obligasi tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari nilai nominal. Misalnya, investor bersedia membeli obligasi dengan harga Rp 1.050.000.

Dalam hal ini, premi agio obligasi dihitung dengan cara mengurangi harga pembelian yang sebenarnya dengan nilai nominal obligasi.

Premi agio = Harga Pembelian - Nilai Nominal

Dalam contoh di atas, premi agio obligasi adalah:

Rp 1.050.000 - Rp 1.000.000 = Rp 50.000

Premi agio dapat diakui sebagai pendapatan investasi pada saat jatuh tempo obligasi. Namun, karena premi agio dibayar di depan, maka investor harus mengamortisasi premi agio selama masa kepemilikan obligasi.

Amortisasi premi agio dilakukan dengan cara mengurangi premi agio dengan jumlah tertentu setiap tahun hingga mencapai nol pada saat jatuh tempo. Amortisasi dapat dilakukan menggunakan metode linier atau metode efektif suku bunga pasar.

Dalam praktiknya, premi agio sering kali dianggap sebagai beban bunga pada saat amortisasi, karena obligasi yang diterbitkan dengan premi agio memberikan pendapatan bunga yang lebih rendah daripada harga pembelian yang sebenarnya. Oleh karena itu, beban bunga dapat dikurangi dengan jumlah amortisasi premi agio yang dilakukan setiap tahun.

Disagio Diskon Obligasi

Diskon dan premi disagio adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia obligasi. Diskon terjadi ketika harga pasar obligasi lebih rendah daripada nilai nominalnya. Sedangkan, premi disagio terjadi ketika harga pasar obligasi lebih tinggi daripada nilai nominalnya.

Diskon dan premi disagio pada obligasi terjadi karena perbedaan antara suku bunga pasar dan kupon obligasi. Jika suku bunga pasar naik, harga pasar obligasi akan turun, dan obligasi akan diperdagangkan dengan diskon. Sebaliknya, jika suku bunga pasar turun, harga pasar obligasi akan naik, dan obligasi akan diperdagangkan dengan premi disagio.

Contoh sederhana:

Sebuah obligasi memiliki nilai nominal sebesar Rp 1.000.000 dan kupon sebesar 10% dengan jatuh tempo selama 5 tahun. Namun, saat ini suku bunga pasar adalah 12%. Karena kupon obligasi lebih rendah daripada suku bunga pasar, maka harga pasar obligasi akan turun, dan obligasi akan diperdagangkan dengan diskon. Misalnya, obligasi tersebut diperdagangkan dengan harga Rp 800.000.

Dalam hal ini, diskon obligasi dihitung dengan cara mengurangi nilai nominal obligasi dengan harga pasar yang sebenarnya.

Diskon = Nilai Nominal - Harga Pasar

Dalam contoh di atas, diskon obligasi adalah:

Rp 1.000.000 - Rp 800.000 = Rp 200.000

Sebaliknya, jika suku bunga pasar adalah 8%, kupon obligasi lebih tinggi daripada suku bunga pasar, maka harga pasar obligasi akan naik, dan obligasi akan diperdagangkan dengan premi disagio. Misalnya, obligasi tersebut diperdagangkan dengan harga Rp 1.200.000.

Dalam hal ini, premi disagio obligasi dihitung dengan cara mengurangi harga pasar yang sebenarnya dengan nilai nominal obligasi.

Premi Disagio = Harga Pasar - Nilai Nominal

Dalam contoh di atas, premi disagio obligasi adalah:

Rp 1.200.000 - Rp 1.000.000 = Rp 200.000

Dalam praktiknya, diskon dan premi disagio diakui sebagai beban bunga pada saat amortisasi obligasi. Pada obligasi dengan diskon, beban bunga akan lebih tinggi daripada kupon obligasi, sedangkan pada obligasi dengan premi disagio, beban bunga akan lebih rendah daripada kupon obligasi. Oleh karena itu, perhitungan amortisasi pada obligasi dengan diskon atau premi disagio dapat dilakukan menggunakan metode efektif suku bunga pasar atau metode linier.

Perhitungan Obligasi metode garis urus

Perhitungan Obligasi tanpa bunga efektif atau metode garis lurus adalah salah satu metode untuk menghitung nilai sekarang dari obligasi. Metode ini sering juga disebut dengan metode "straight-line method" karena perhitungannya dilakukan dengan menggunakan garis lurus. Metode ini digunakan untuk menghitung nilai sekarang obligasi yang tidak memiliki bunga tetap.

Dalam perhitungan obligasi tanpa bunga efektif, nilai sekarang obligasi dihitung dengan cara menghitung total pembayaran yang akan diterima oleh pemegang obligasi selama jangka waktu yang telah ditetapkan, kemudian nilai tersebut dibagi dengan jumlah tahun yang ada dalam jangka waktu tersebut.

Perhitungan ini cukup sederhana, karena tidak melibatkan perhitungan bunga yang rumit. Namun, perlu diingat bahwa perhitungan ini hanya berlaku untuk obligasi yang tidak memiliki bunga. Jika obligasi tersebut memiliki bunga tetap, maka perhitungan harus dilakukan menggunakan metode perhitungan bunga obligasi yang lainnya.

Dalam metode garis lurus, amortisasi (pengurangan nilai) obligasi dihitung secara konstan dalam setiap periode waktu. Oleh karena itu, pada akhir periode jangka waktu, nilai wajib bayar pada obligasi akan sama dengan nilai nominalnya. Metode ini cukup sederhana dan mudah dipahami, namun kurang akurat jika dibandingkan dengan metode perhitungan obligasi lainnya yang lebih rumit.

Perhitungan Obligasi dengan metode bunga efektif Pasar

Perhitungan obligasi dengan metode bunga efektif pasar merupakan metode perhitungan yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh obligasi dengan bunga efektif yang mengacu pada suku bunga pasar yang berlaku pada saat ini. Dalam obligasi dengan bunga efektif pasar, tingkat bunga atau yield yang diterima investor dapat berubah-ubah selama masa jatuh tempo obligasi, tergantung pada kondisi pasar.

Obligasi dengan bunga efektif pasar umumnya diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan kredit yang lebih rendah atau memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi tanpa bunga efektif. Dalam perhitungan obligasi dengan bunga efektif pasar, penting untuk memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tingkat suku bunga pasar, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan moneter.

Perhitungan obligasi dengan bunga efektif pasar dapat membantu investor dalam menentukan harga wajar obligasi dan mengukur imbal hasil yang diharapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan obligasi dengan bunga efektif pasar antara lain nilai nominal obligasi, tingkat kupon, tingkat suku bunga pasar, jangka waktu atau masa jatuh tempo obligasi, dan harga pasar obligasi.

Metode perhitungan obligasi dengan bunga efektif pasar dapat membantu investor dan penerbit obligasi dalam menentukan harga pasar yang tepat dan mengambil keputusan yang lebih baik terkait investasi obligasi. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang perhitungan obligasi dengan bunga efektif pasar sangat penting dalam kegiatan investasi obligasi.

List Materi Obligasi

Komentar

  1. Cara perhitungan pencatatan jurnal akuntansi hutang obligasi

    BalasHapus

Posting Komentar