Cara menghitung Harga Obligasi

Harga obligasi adalah harga yang harus dibayarkan oleh investor untuk membeli obligasi tersebut. cara menghitung harga obligasi perlu data bermacam macam seperti bunga yang dibayarkan, jatuh tempo, dan kondisi pasar keuangan dll. Untuk memperkirakan harga obligasi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti menghitung harga beli, harga jual, harga pasar, harga perolehan, harga pokok, dan harga wajar.

Dalam manajemen keuangan, Rumus perhitungan harga obligasi sangat penting dilakukan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang cara menghitung harga obligasi. 

Pengertian Harga Obligasi

Harga obligasi merupakan nilai pasar dari obligasi yang dinyatakan dalam satuan uang. Harga obligasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suku bunga pasar, risiko kredit penerbit , jatuh tempo, serta ketersediaan obligasi di pasar.

Harga obligasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, seperti harga pasar, harga beli, dan harga jual. Harga pasar obligasi adalah harga yang sebenarnya terjadi di pasar, sedangkan harga beli obligasi adalah harga yang harus dibayar untuk membeli obligasi pada saat pertama kali diterbitkan. Harga jual obligasi adalah harga yang diterima apabila menjual obligasi sebelum jatuh tempo.

Untuk menghitung harga obligasi, ada beberapa metode yang dapat digunakan, seperti metode diskon kas dan metode imbal hasil. Metode diskon kas menghitung harga obligasi dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan diterima pada masa depan, sedangkan metode imbal hasil menghitung harga obligasi dengan membandingkan imbal hasil yang diharapkan dengan imbal hasil yang ditawarkan oleh obligasi sejenis di pasar.

Harga obligasi juga dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk lain, seperti harga perolehan dan harga pokok. Harga perolehan adalah harga rata-rata obligasi yang dimiliki dalam suatu portofolio, sedangkan harga pokok adalah biaya awal untuk membeli obligasi tersebut ditambah biaya-biaya transaksi dan biaya-biaya lain yang terkait.

Harga Pokok Perolehan Obligasi

Harga perolehan obligasi adalah jumlah total biaya yang harus dibayarkan oleh pemegang obligasi untuk memperoleh obligasi tersebut. Harga perolehan ini mencakup harga beli obligasi ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh obligasi tersebut.

Biaya-biaya yang dapat termasuk dalam perhitungan harga perolehan obligasi meliputi biaya transaksi, seperti biaya broker atau komisi, dan biaya administrasi, seperti biaya notaris atau biaya pencatatan. Selain itu, biaya-biaya lain yang mungkin termasuk dalam perhitungan harga perolehan obligasi adalah biaya pemeliharaan dan pajak.

Harga pokok perolehan obligasi memiliki peran penting dalam menentukan keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh oleh pemegang obligasi jika obligasi tersebut dijual kembali. Semakin tinggi harga perolehan, semakin tinggi pula potensi kerugian jika obligasi dijual dengan harga lebih rendah daripada harga perolehan. Sebaliknya, semakin rendah harga perolehan, semakin besar potensi keuntungan jika obligasi dijual dengan harga lebih tinggi daripada harga perolehan.

Harga pokok obligasi adalah biaya total yang dikeluarkan untuk memperoleh obligasi, termasuk harga beli obligasi, biaya transaksi, dan biaya-biaya lainnya yang terkait dengan pembelian obligasi. Dalam akuntansi, harga pokok obligasi digunakan sebagai dasar untuk menghitung laba atau rugi atas penjualan obligasi.

Harga pokok obligasi sama hal nya dengan harga perolehan obligasi yang terdiri dari harga beli obligasi dan biaya-biaya tambahan yang terkait dengan pembelian obligasi, seperti biaya transaksi, biaya-biaya hukum, biaya-biaya penilaian, dan biaya-biaya lainnya yang terkait dengan pembelian obligasi. Biaya-biaya ini harus diakui sebagai pengeluaran pada saat pembelian obligasi dan ditambahkan ke harga beli obligasi untuk menghitung harga pokok.

Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan investasi obligasi, penting untuk memperhitungkan harga perolehan obligasi serta faktor lain seperti risiko kredit dan suku bunga yang dapat mempengaruhi nilai obligasi di masa depan.

Cara Menghitung Pokok Perolehan Obligasi

Cara menghitung harga pokok perolehan obligasi merupakan hal penting dalam dunia keuangan. Sebagai instrumen investasi yang populer, obligasi memiliki beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam menghitung pokok perolehan. Pokok perolehan obligasi mencakup harga perolehan dan biaya-biaya yang terkait dengan pembelian obligasi tersebut.

Dalam menghitung harga pokok perolehan obligasi, terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Pertama, perlu diketahui harga pembelian obligasi dan biaya-biaya yang terkait, seperti biaya transaksi, biaya broker, dan biaya administrasi. Selanjutnya, perlu diketahui jangka waktu atau masa kupon bunga.

Setelah mengetahui harga pembelian dan biaya-biaya terkait, maka dapat dilakukan perhitungan harga pokok perolehan obligasi dengan memperhitungkan bunga atau kupon yang diterima setiap periode. bunga Kupon obligasi biasanya dibayarkan secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setahun sekali, dan besarnya kupon biasanya telah ditentukan pada saat penerbitan obligasi.

Rumus Perhitungan harga pokok perolehan obligasi akan membantu investor dalam menentukan besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari investasi obligasi tersebut.  Dengan memahami cara menghitung harga pokok perolehan obligasi, investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat dan mengoptimalkan potensi keuntungan dari investasi obligasi.

Harga Beli Obligasi

Harga beli obligasi adalah nilai yang harus dibayarkan oleh investor atau pembeli obligasi kepada pihak yang menerbitkan untuk memperoleh hak atas obligasi tersebut. Harga beli obligasi bisa berbeda-beda seperti yang dijelaskan sebelumnya

Harga beli obligasi terdiri dari nilai nominal dan premi atau diskon yang dikenakan, dan biaya yang terkait saat pembelian obligasi. Nilai nominal adalah nilai nominal atau nilai utang yang tertera pada obligasi, sedangkan premi atau diskon adalah selisih antara nilai nominal dengan harga beli yang harus dibayarkan oleh investor.

Harga beli obligasi mengacu pada jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli obligasi. Selain nilai nominal, investor biasanya harus membayar biaya tambahan, seperti biaya transaksi dan biaya penerbitan.

Biaya pembelian termasuk biaya transaksi seperti biaya broker, biaya perantara, dan biaya administrasi. Biaya penerbitan termasuk biaya yang dibebankan oleh penerbit seperti biaya pendaftaran, biaya advokasi, dan biaya penerbitan.

Dalam menghitung harga beli obligasi, biaya pembelian harus ditambahkan pada nilai nominal untuk mendapatkan total biaya pembelian. Harga beli obligasi dapat mempengaruhi pendapatan investor jika harga beli melebihi nilai nominal dari obligasi, karena investor harus membayar lebih banyak uang daripada nilai nominal obligasi. Sebaliknya, jika harga beli lebih rendah dari nilai nominal, investor dapat membeli obligasi dengan diskon, yang dapat meningkatkan pendapatan jika obligasi ditebus pada nilai nominal pada saat jatuh tempo.

Rumus Perhitungan harga beli obligasi sangat penting bagi investor karena dapat mempengaruhi tingkat pengembalian investasi. Semakin rendah harga beli obligasi, semakin tinggi tingkat pengembalian investasi yang dapat diharapkan oleh investor, karena investor memperoleh obligasi dengan diskon dari nilai nominal obligasi. Sedangkan semakin tinggi harga beli obligasi, semakin rendah tingkat pengembalian investasi yang dapat diharapkan oleh investor, karena investor membayar premi untuk memperoleh hak atas obligasi tersebut.

Berikut contoh rumus menghitung harga pokok perolehan obligasi

data diketahui Jumlah Lembar Obligasi 1.000 Lembar, Nominal Obligasi 100 per lembar, Kurs Harga Beli 105%, biaya administrasi 10.000

cara perhitungan dan pencatatan jurnal harga pokok perolehan obligasi adalah sebagai berikut:

Mencatat Jurnal harga pokok perolehan obligasi

Tanggal Akun Debit kredit

Investasi Obligasi
Beban administrasi yang belum diamortisasi
     Kas
105.000
10.000


115.000

Rumus menghitung harga pokok perolehan obligasi = Jumlah Lembar x nominal obligasi x kurs Obligasi + biaya administrasi

= 1.000 lembar x 100 per lembar x 105% = 105.000 + 10.000 = 115.000

Cara Menghitung Harga Beli Obligasi

Cara menghitung harga beli obligasi menjadi penting bagi para investor dalam mengambil keputusan untuk membeli obligasi. Harga beli obligasi tidak hanya mencakup harga pokok perolehan obligasi, tetapi juga biaya-biaya lain yang terkait dengan pembelian obligasi seperti biaya transaksi dan biaya-biaya administrasi lainnya.

Sebelum memutuskan untuk membeli obligasi, investor perlu memahami cara menghitung harga beli obligasi dengan benar. Dalam proses ini, investor perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga beli obligasi, seperti coupon rate, yield to maturity, dan jatuh tempo nya.

Dalam artikel ini, akan dijelaskan secara lengkap cara menghitung harga beli obligasi beserta contoh rumus perhitungannya. Dengan memahami cara menghitung harga beli obligasi, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana dan memperoleh keuntungan yang optimal dari investasinya.

Berikut contoh rumus menghitung harga beli obligasi

Pada tanggal 1 Januari 2023 Flowdi Consulting membeli obligasi, Jumlah Lembar yang Dibeli 10.000 Lembar, Nominal 1.000 per lembar, Kurs Harga Beli 120%m, biaya administrasi 300.000

cara perhitungan dan pencatatan jurnal pembelian investasi obligasi adalah sebagai berikut:

Mencatat Jurnal Pembelian obligasi

Tanggal Akun Debit kredit
1 jan 2023 Investasi Obligasi
Beban administrasi yang belum diamortisasi 
     Kas
12.000.000
300.000


12.300.000

Rumus menghitung harga beli obligasi = Jumlah Lembar Yang dibeli x nominal obligasi x kurs beli

= 10.000 lembar x 1.000 per lembar x 120% = 12.000.000

Harga Jual obligasi

Harga jual obligasi mengacu pada harga yang dibayar oleh investor untuk membeli obligasi dari pihak yang menerbitkan obligasi. Harga ini dapat berubah-ubah seiring waktu dan tergantung pada berbagai faktor seperti suku bunga pasar, rating kredit emiten, dan permintaan pasar.

Pada umumnya, harga jual obligasi dihitung sebagai persentase dari nilai nominal atau nilai pokok obligasi. Selain nilai nominal, ada beberapa faktor lain yang memengaruhi harga jual obligasi. Salah satunya adalah suku bunga. Jika suku bunga pasar naik, maka harga jual obligasi akan turun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka harga jual obligasi akan naik.

Faktor lain yang memengaruhi harga jual obligasi adalah rating kredit emiten. Rating kredit ini mengacu pada kemampuan emiten untuk membayar bunga dan pokok utang. Jika rating kredit emiten menurun, maka harga jual obligasi juga akan turun karena investor akan menganggap bahwa risiko gagal bayar semakin tinggi.

Selain itu, biaya-biaya pembelian juga memengaruhi harga jual obligasi. Biaya-biaya ini meliputi komisi, pajak, dan biaya administrasi. Semakin besar biaya-biaya pembelian, semakin tinggi pula harga jual obligasi.

Dalam penghitungan harga jual obligasi, investor juga harus mempertimbangkan faktor lain seperti likuiditas pasar dan tenor jatuh tempo. Semakin likuid pasar dan semakin pendek tenor obligasi, maka harga jual obligasi akan lebih tinggi. Hal ini karena investor lebih cenderung membeli obligasi yang mudah dijual kembali dan dengan tenor yang lebih pendek untuk menghindari risiko.

Dalam rangka menentukan harga jual obligasi yang optimal, investor perlu melakukan analisis yang cermat dan mempertimbangkan berbagai faktor di atas. Harga jual obligasi yang optimal akan memaksimalkan keuntungan investor dan sekaligus meminimalkan risiko.

Cara Menghitung Harga Jual Obligasi

Harga jual obligasi merupakan harga yang harus dibayar oleh pembeli obligasi pada saat pembelian. Harga jual ini bisa berbeda dengan harga pokok atau harga perolehan obligasi karena bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat suku bunga pasar dan kondisi keuangan emiten obligasi.

Untuk menghitung harga jual obligasi, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti nilai nominal obligasi, tingkat bunga atau kupon yang dijanjikan, jatuh tempo, dan faktor risiko. Selain itu, ada juga biaya-biaya yang perlu dipertimbangkan seperti biaya pembelian, biaya penjualan, dan biaya administrasi.

Dalam melakukan perhitungan harga jual obligasi, ada beberapa metode yang dapat digunakan, seperti metode diskonto dan metode yield to maturity. Metode diskonto merupakan metode yang menghitung nilai sekarang dari aliran kas masa depan yang dihasilkan dari kupon dan nilai kembali obligasi. Sementara itu, metode yield to maturity merupakan metode yang menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari obligasi pada saat jatuh tempo.

Menghitung harga jual obligasi dengan tepat sangat penting karena bisa memengaruhi keuntungan atau kerugian investor dalam berinvestasi di obligasi. Oleh karena itu, para investor harus memahami dengan baik cara menghitung harga jual obligasi agar dapat membuat keputusan investasi yang tepat.

Berikut contoh rumus menghitung harga beli obligasi

Pada tanggal 1 Januari 2023 Flowdi Consulting menjual obligasi, Jumlah Lembar yang dijual 10.000 Lembar, Nominal 1.000 per lembar, Kurs Harga jual 130%, biaya penerbitan 500.000

cara perhitungan dan pencatatan jurnal penjualan obligasi adalah sebagai berikut:

Mencatat Jurnal Penjualan obligasi

Tanggal Akun Debit kredit
1 jan 2023 Kas
Beban penerbitan Obligasi yang belum diamortisasi
     Utang Obligasi
12.500.000
500.000



13.000.000

Rumus menghitung harga jual obligasi = Jumlah Lembar Yang dijual x nominal obligasi x kurs Obligasi

= 10.000 lembar x 1.000 per lembar x 130% = 13.000.000

Harga pasar atau wajar obligasi

Harga pasar atau harga wajar obligasi mengacu pada harga yang diperdagangkan di pasar atau harga yang ditawarkan oleh penjual atau pembeli jika obligasi tersebut dijual atau dibeli di pasar yang sebenarnya. Harga pasar atau wajar dapat dihitung dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti tingkat suku bunga saat ini, risiko kredit penerbit waktu jatuh tempo dan permintaan pasar untuk obligasi tersebut.

Harga pasar atau wajar obligasi dapat ditemukan melalui bursa efek atau pasar over-the-counter (OTC) yang merupakan tempat perdagangan saham dan obligasi di mana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi. Bursa efek adalah pasar terorganisir di mana perdagangan dilakukan melalui perantaraan broker atau dealer, sementara OTC adalah pasar yang tidak terorganisir di mana perdagangan dilakukan secara langsung antara penjual dan pembeli.

Perhitungan harga pasar atau wajar obligasi sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar saat itu, sehingga dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hal ini memerlukan pemantauan secara terus-menerus agar investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Selain itu, harga pasar atau wajar juga bergantung pada faktor-faktor ekonomi dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pasar keuangan secara keseluruhan.

Bagi investor, mengetahui harga pasar atau wajar obligasi adalah penting untuk menilai apakah obligasi tersebut dinilai terlalu mahal atau terlalu murah, dan untuk menentukan keputusan investasi yang tepat. Investasi yang dilakukan pada harga wajar akan memberikan peluang keuntungan yang lebih besar, sementara investasi yang dilakukan pada harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat berisiko dan merugikan investor. Oleh karena itu, pemahaman tentang harga pasar atau wajar obligasi sangat penting bagi para investor untuk mencapai tujuan investasi mereka.

Cara Menghitung Harga Pasar atau Wajar Obligasi

Salah satu cara untuk menentukan harga obligasi adalah dengan menghitung harga pasar atau harga wajar obligasi. Harga pasar atau harga wajar obligasi adalah harga yang mencerminkan nilai sebenarnya obligasi pada saat tertentu. Harga pasar obligasi dapat berubah-ubah seiring perubahan suku bunga pasar dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai obligasi. Untuk menentukan harga pasar obligasi, dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan menggunakan metode yield to maturity atau yield to call.

Dalam metode yield to maturity, harga pasar obligasi dihitung dengan menghitung diskon dari arus kas yang diharapkan. Sedangkan dalam metode yield to call, harga pasar obligasi dihitung dengan memperhitungkan kemungkinan obligasi dipanggil kembali oleh pihak emiten sebelum jatuh tempo. bagi investor individu, dapat menggunakan rumus seperti yield to maturity atau yield to call untuk menghitung harga pasar obligasi.

Berikut merupakan contoh soal dan jawaban untuk menghitung harga pasar atau harga wajar obligasi

Contoh Soal:

Tanggal 1 Jan 2023 Flowdi Consulting menjual obligasi 1.000 lembar, nilai nominal sebesar 10.000 per lembar dengan tingkat bunga kupon 10% per tahun , jatuh tempo selama 5 tahun. tingkat bunga pasar efektif adalah 15% per tahun.

Jawaban cara menghitung harga pasar atau harga wajar obligasi

Tahap 1 : Rumus menghitung Total nilai nominal obligasi = jumlah lembar x nominal = 1.000 lembar x 10.000 = 10.000.000

Tahap 2 : Rumus cara menghitung Diskonto Obligasi = 1 / ( ( 1+ Bunga Pasar Efektif ) ^  Jangka waktu jatuh tempo ) = 1 / ( ( 1+ 15%) ^  5 ) = 0,49718

Tahap 3 : Rumus cara menghitung nilai tunai obligasi saat ini = Total Nominal x Diskonto = 10.000.000 x 0,49718 = 4.971.767

Tahap 4 : Rumus cara menghitung Diskonto Bunga Obligasi = ( 1 - Diskonto ) / Bunga Pasar efektif = ( 1 - 0,49718 ) / 15% = 3,35216

Tahap 5 : Rumus cara menghitung nilai tunai bunga obligasi saat ini = Total Nominal x Diskonto Bunga x Bunga = 10.000.000 x 3,35216 x 10% = 3.352.155

Tahap 6 : Rumus cara menghitung nilai Total pasar wajar Obligasi saat ini = Nilai Tunai Obligasi Saat ini + Nilai bunga obligasi saat ini = harga pasar atau harga wajar obligasi = 4.971.767 + 3.352.155 = 8.323.922


List Materi Obligasi

Komentar