Pengertian dan cara menghitung FIFO dan LIFO beserta Contohnya
Dalam dunia akuntansi, pencatatan persediaan merupakan bagian penting dalam menentukan harga pokok penjualan dan laba perusahaan. Dua metode yang sering digunakan adalah FIFO (First In First Out) dan LIFO (Last In First Out). Masing-masing metode memiliki pendekatan yang berbeda dalam menentukan urutan barang yang keluar terlebih dahulu dari gudang.
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli akan dijual terlebih dahulu, sedangkan metode LIFO mengasumsikan sebaliknya—barang yang terakhir masuk justru dijual lebih dulu. Pilihan metode ini bisa mempengaruhi nilai persediaan akhir dan besar kecilnya laba perusahaan, terutama saat terjadi fluktuasi harga barang.
Artikel ini akan membahas pengertian metode FIFO dan LIFO secara lengkap, dilanjutkan dengan cara perhitungannya. Untuk memudahkan pemahaman, disediakan juga contoh soal dan pembahasan yang bisa dijadikan referensi dalam belajar atau mengerjakan tugas akuntansi. Mari kita mulai dengan mengenal dasar dari kedua metode ini.
Pengertian Metode FIFO dan LIFO
Metode FIFO dan LIFO merupakan dua teknik pencatatan persediaan yang umum digunakan dalam akuntansi. FIFO adalah singkatan dari First In First Out, sedangkan LIFO berarti Last In First Out. Kedua metode ini membantu perusahaan menentukan harga pokok penjualan (HPP) dan nilai persediaan akhir dalam laporan keuangan.
Pemilihan metode FIFO atau LIFO dapat memengaruhi laporan laba rugi dan neraca. Metode FIFO cocok digunakan saat harga barang cenderung naik, karena menghasilkan laba yang lebih tinggi. Sebaliknya, metode LIFO menghasilkan HPP yang lebih tinggi saat harga naik, sehingga laba perusahaan terlihat lebih rendah.
Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari pengertian metode FIFO dan LIFO secara lengkap. Selain itu, dibahas juga perbedaan keduanya serta manfaat dan kelemahannya. Pemahaman metode ini penting bagi pelaku usaha, akuntan, maupun mahasiswa akuntansi untuk menyusun laporan keuangan yang akurat dan sesuai standar.
Pengertian Metode FIFO
-
Metode FIFO atau First In First Out adalah metode penilaian persediaan di mana barang yang pertama kali masuk akan menjadi barang yang pertama kali dijual atau digunakan. Dalam akuntansi, metode FIFO digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP) dan nilai akhir persediaan, terutama saat terjadi perubahan harga barang selama periode tertentu.
Dengan metode FIFO, barang yang paling lama disimpan akan dikeluarkan lebih dulu. Hal ini mencerminkan alur logis dalam bisnis ritel atau manufaktur yang mengutamakan kualitas dan masa kedaluwarsa produk. Dalam kondisi inflasi, FIFO cenderung menghasilkan laba bersih lebih tinggi karena HPP berasal dari harga lama yang lebih murah dibanding harga saat ini.
Penggunaan metode FIFO umum dalam laporan keuangan karena dianggap lebih mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya. Metode ini juga sesuai dengan standar akuntansi internasional (IFRS). Perusahaan yang mengutamakan transparansi dan kemudahan audit sering memilih metode FIFO sebagai pendekatan utama dalam pengelolaan persediaan mereka.
Pengertian Metode LIFO
-
Metode LIFO atau Last In First Out adalah metode pencatatan persediaan di mana barang yang terakhir dibeli akan dijual terlebih dahulu. Dalam metode ini, harga pokok penjualan (HPP) dihitung berdasarkan unit yang paling baru masuk. LIFO sering digunakan saat harga barang mengalami kenaikan agar HPP mencerminkan harga pasar terbaru.
Dengan menggunakan metode LIFO, persediaan akhir dihitung dari unit yang lebih lama masuk dan memiliki harga yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan nilai persediaan akhir cenderung lebih rendah, dan laba bersih yang dilaporkan juga lebih kecil. Strategi ini bisa mengurangi beban pajak, terutama saat terjadi inflasi atau kenaikan harga bahan baku.
Meskipun metode LIFO memberikan keuntungan dalam efisiensi pajak, penggunaannya tidak diperbolehkan dalam standar IFRS. Namun, di beberapa negara seperti Amerika Serikat, LIFO masih legal dan diterapkan dalam laporan keuangan. Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan kebijakan akuntansi perusahaan dan regulasi yang berlaku.
Perbedaan Metode FIFO dan LIFO
-
Metode FIFO (First In First Out) dan LIFO (Last In First Out) adalah dua pendekatan dalam manajemen persediaan yang berpengaruh langsung pada perhitungan harga pokok penjualan (HPP) dan nilai persediaan akhir. Keduanya memiliki prinsip kerja, efek keuangan, serta keunggulan dan kelemahan yang berbeda.
Aspek FIFO (First In First Out) LIFO (Last In First Out) 1. Prinsip Dasar Barang yang pertama kali masuk akan dijual lebih dulu. Barang yang terakhir masuk akan dijual lebih dulu. 2. Pengaruh terhadap HPP HPP menggunakan harga barang lama, biasanya lebih rendah saat inflasi. HPP menggunakan harga barang terbaru, biasanya lebih tinggi saat inflasi. 3. Dampak terhadap Laba Bersih Laba bersih cenderung lebih tinggi karena HPP lebih rendah. Laba bersih lebih rendah karena HPP lebih tinggi. 4. Nilai Persediaan Akhir Menunjukkan nilai persediaan akhir yang lebih mendekati harga pasar terkini. Menunjukkan nilai persediaan akhir yang lebih rendah karena berdasarkan harga lama. 5. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Diakui oleh standar internasional seperti IFRS dan GAAP. Hanya diperbolehkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat (GAAP), namun tidak diizinkan oleh IFRS. 6. Kecocokan Penggunaan Cocok untuk bisnis yang menjual barang mudah rusak atau memiliki tanggal kedaluwarsa. Cocok untuk perusahaan yang ingin menekan laba kena pajak saat inflasi tinggi.
Cara Menghitung metode FIFO dan LIFO
Metode FIFO dan LIFO tidak hanya penting dalam pencatatan persediaan, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap perhitungan harga pokok penjualan (HPP) dalam laporan keuangan. Cara menghitung kedua metode ini memiliki perbedaan mendasar, terutama dalam memilih harga unit yang digunakan saat terjadi penjualan barang.
Pemahaman cara menghitung metode FIFO dan LIFO sangat penting bagi pelaku usaha dan akuntan. Dalam metode FIFO, harga barang yang pertama masuk akan digunakan terlebih dahulu, sedangkan dalam metode LIFO, harga terbaru yang digunakan lebih dulu. Hal ini berdampak langsung pada laba dan nilai persediaan yang tercatat di neraca.
Artikel ini akan membahas langkah-langkah cara menghitung metode FIFO dan LIFO secara mudah dan sistematis. Disertai dengan contoh soal dan penyelesaiannya, Anda akan lebih mudah memahami perbedaan hasil dari kedua metode tersebut. Pengetahuan ini akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan persediaan dan pelaporan keuangan.
Cara Menghitung HPP metode FIFO
-
Metode FIFO (First In First Out) menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) berdasarkan urutan masuknya barang. Artinya, barang yang pertama kali dibeli akan dianggap sebagai barang yang pertama kali dijual. Oleh karena itu, HPP dihitung menggunakan harga pembelian dari stok awal atau pembelian terdahulu sebelum harga yang lebih baru digunakan.
Langkah pertama menghitung HPP dengan metode FIFO adalah mencatat semua pembelian dan penjualan selama periode tertentu. Setelah itu, tentukan jumlah unit yang terjual, lalu cocokkan dengan unit pembelian paling awal. Kalikan jumlah unit terjual dengan harga unit dari pembelian pertama, kemudian lanjutkan ke pembelian berikutnya jika diperlukan hingga semua unit terjual terpenuhi.
Sebagai contoh, jika Anda menjual 150 unit dan memiliki 100 unit dari pembelian awal seharga Rp10.000 serta 100 unit berikutnya seharga Rp12.000, maka HPP dihitung dari 100 unit × Rp10.000 ditambah 50 unit × Rp12.000. Total HPP menjadi Rp1.000.000 + Rp600.000 = Rp1.600.000. Inilah cara sederhana menghitung HPP menggunakan metode FIFO.
Cara Menghitung HPP metode LIFO
-
Metode LIFO (Last In First Out) menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) berdasarkan barang yang terakhir masuk sebagai barang pertama yang dijual. Artinya, saat ada penjualan, perhitungan HPP dimulai dari unit yang paling baru dibeli. Metode ini mencerminkan kondisi harga terbaru dalam HPP, terutama saat harga mengalami kenaikan.
Langkah pertama menghitung HPP metode LIFO adalah mendata seluruh pembelian dan penjualan selama periode tertentu. Saat terjadi penjualan, jumlah unit yang terjual dikalikan dengan harga dari pembelian terakhir. Jika penjualan melebihi jumlah unit dari pembelian terakhir, maka sisa unit diambil dari pembelian sebelumnya hingga seluruh penjualan tercukupi.
Contoh, jika Anda menjual 150 unit, dengan pembelian terakhir 100 unit seharga Rp12.000 dan sebelumnya 100 unit seharga Rp10.000, maka HPP-nya adalah 100 × Rp12.000 ditambah 50 × Rp10.000. Total HPP menjadi Rp1.200.000 + Rp500.000 = Rp1.700.000. Perhitungan ini menunjukkan bagaimana LIFO menghasilkan HPP yang lebih tinggi saat harga naik.
Contoh Soal dan Jawaban Metode FIFO LIFO
Memahami metode FIFO dan LIFO secara teori saja belum cukup. Agar lebih memahami perbedaannya dalam praktik, penting untuk mempelajari contoh soal dan cara perhitungannya. Melalui latihan soal, Anda bisa melihat bagaimana masing-masing metode memengaruhi perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) serta nilai persediaan akhir.
Artikel ini menyajikan contoh soal lengkap dengan jawaban dari metode FIFO dan LIFO. Anda akan belajar langkah-langkah menghitung HPP dengan kedua metode secara sistematis dan mudah dipahami. Dengan latihan ini, Anda bisa lebih percaya diri dalam menerapkan FIFO dan LIFO untuk kebutuhan akuntansi atau pengelolaan stok barang.
Contoh Soal metode FIFO
Metode FIFO (First In First Out) adalah cara untuk menentukan harga pokok penjualan (HPP) berdasarkan urutan barang yang pertama kali masuk ke dalam persediaan. Barang yang pertama kali dibeli atau diproduksi akan dijual lebih dahulu. Metode ini sangat berguna dalam pengelolaan persediaan barang, terutama untuk barang yang mudah rusak atau memiliki tanggal kedaluwarsa, seperti makanan dan obat-obatan.
Untuk lebih memahami bagaimana cara menghitung HPP menggunakan metode FIFO, berikut ini adalah contoh soal yang dapat membantu Anda memahami proses perhitungannya secara lebih jelas.
Contoh Soal Metode FIFO:
Sebuah perusahaan sepatu memiliki transaksi persediaan sebagai berikut:
Tanggal | Keterangan | Jumlah Unit | Harga per Unit |
---|---|---|---|
1 Jan | Persediaan Awal | 100 unit | Rp150.000 |
5 Jan | Pembelian | 200 unit | Rp160.000 |
10 Jan | Penjualan | 250 unit | - |
Pertanyaan:
Hitunglah Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan menggunakan metode FIFO
Jawaban metode FIFO
Untuk menghitung HPP menggunakan metode FIFO, kita akan menggunakan barang yang pertama kali masuk (pembelian pertama) sebagai barang yang pertama dijual.
Perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan):
Sumber | Jumlah Unit | Harga per Unit | Total |
---|---|---|---|
Persediaan Awal (1 Jan) | 100 unit | Rp150.000 | Rp15.000.000 |
Pembelian (5 Jan) | 150 unit | Rp160.000 | Rp24.000.000 |
Total HPP | Rp39.000.000 |
Persediaan Akhir setelah Penjualan:
Sumber | Jumlah Unit | Harga per Unit | Total |
---|---|---|---|
Sisa dari Pembelian (5 Jan) | 50 unit | Rp160.000 | Rp8.000.000 |
Dengan contoh soal ini, Anda dapat melihat bagaimana FIFO mempengaruhi perhitungan HPP dan sisa persediaan akhir. Metode ini memberi gambaran yang lebih realistis tentang harga barang yang lebih lama, terutama pada saat harga barang mengalami inflasi.
Contoh Soal metode LIFO
Metode LIFO (Last In First Out) adalah metode pencatatan persediaan yang menganggap barang yang terakhir kali masuk ke dalam persediaan akan menjadi barang yang pertama dijual. Dalam metode ini, barang terbaru akan digunakan untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP). LIFO sering digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi pajak dalam situasi inflasi, karena HPP yang lebih tinggi akan mengurangi laba kena pajak.
Untuk memahami lebih dalam cara menghitung HPP dengan metode LIFO, berikut ini adalah contoh soal yang akan membantu Anda menerapkan metode ini dalam perhitungan persediaan barang.
Contoh Soal Metode LIFO:
Sebuah perusahaan elektronik mencatat transaksi persediaan sebagai berikut:
Tanggal | Keterangan | Jumlah Unit | Harga per Unit |
---|---|---|---|
1 Jan | Persediaan Awal | 100 unit | Rp200.000 |
5 Jan | Pembelian | 200 unit | Rp210.000 |
10 Jan | Penjualan | 250 unit | - |
Pertanyaan:
Hitunglah Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan menggunakan metode LIFO!
Jawaban Metode LIFO
Untuk menghitung HPP dengan metode LIFO, kita akan mengambil barang yang terakhir kali masuk sebagai barang yang pertama dijual.
Penjualan 250 unit:
Sumber | Jumlah Unit | Harga per Unit | Total |
---|---|---|---|
200 unit dari Pembelian (5 Jan) | 200 unit | Rp210.000 | Rp42.000.000 |
50 unit dari Persediaan Awal (1 Jan) | 50 unit | Rp200.000 | Rp10.000.000 |
Total HPP | Rp52.000.000 |
Sisa Persediaan Akhir:
Sumber | Jumlah Unit | Harga per Unit | Total |
---|---|---|---|
50 unit dari Persediaan Awal (1 Jan) | 50 unit | Rp200.000 | Rp10.000.000 |
Dengan menggunakan contoh soal ini, Anda bisa melihat bagaimana metode LIFO memengaruhi perhitungan HPP dan sisa persediaan. Metode ini cenderung menghasilkan HPP yang lebih tinggi pada saat harga barang naik, yang pada gilirannya bisa menurunkan laba kena pajak.